Mengapa menjadi Seorang Pria yang baik itu salah?

Akhmad Fahim
4 min readMar 19, 2021

--

Pria meski diketahui lebih tenang dan lebih kuat dibandingkan wanita ternyata menyimpan masalah psikologi yang cukup kompleks yang mempengaruhi berbagai sendi kehidupan. Sosok pria memegang peran yang cukup penting dalam keluarga dan masyarakat secara umum. Sekelompok pria yang selalu ingin tampil baik di depan orang lain, mengerjakan hal yang dianggap benar oleh orang lain, bahagia saat melihat orang lain bahagia, menghindari konflik dan percaya jika mereka bersikap baik, memberi dan perhatian maka mereka juga akan dicintai dan diperhatikan oleh orang lain, kelompok ini diberi nama “Nice Guys” oleh Dr. Robert A Glover dalam bukunya yang berjudul No More Mr. Nice Guy.

Pada intinya buku ini membahas fenomena laki-laki atau pria yang terobsesi untuk menjadi baik tetapi itu membuatnya tidak pernah menjadi Bahagia, sekaligus menyimpan bom atom yang siap meledak kapan saja. Ketidaknormalan ini disebut sebagai sindrom Nice Guys. Buku ini dapat dibaca tidak hanya oleh laki-laki tapi juga oleh para wanita yang hidup dengan lelaki yang teridentifikasi sebagai Nice Guys atau teman dari Nice Guy atau orangtua dari anak laki-laki agar mereka dapat menghindari sindrom seperti ini.

Apa yang salah menjadi laki-laki baik? bukan kah menjadi Nice Guy itu baik?

Sekilas memang kelihatannya sepertinya baik, namun ternyata Nice Guy ini memiliki karakteristik yang kurang baik, diantarannya:

  • Looking for approval. Karakteristik yang paling menonjol dari Nice Guy adalah Looking for approval yaitu setiap aktivitas selalu didasari untuk mendapatkan penerimaan atau pengakuan atau persetujuan oleh orang lain, bukan dilakukan karena keinginan atau untuk kepuasannya sendiri sehingga Nice Guy akan cenderung untuk menghindari konflik sehingga secara otomatis akan menekan perasaannya hingga sedalam-dalamnya. Sifat tersebut secara langsung maupun secara tidak langsung akan menyebabkan efek samping yang buruk salah satunnya adalah adiktif atau kecanduan. Nice Guy memerlukan itu untuk menekan stress, meningkatkan mood dan mengobati luka atau kesakitan yang mungkin dideritanya.
  • Mengharap imbalan → Nice Guy dikatakan baik tapi diantara semua kebaikan yang ia berikan ternyata dia berikan untuk mendapatkan imbalan kembali kepada dirinya. Ia bersikap biak karena Ia ingin mendapatkan perlakuan yang baik pula, ia memberi karena ia ingin diberi, ia memuji karena ia juga ingin dipuji dan jika ia tidak mendapatkan kembali apa yang sudah diberikannya maka ia akan sangat menderita.
  • Menghindari masalah → Nice Guy memiliki ciri selalu menghindari masalah dan ia baru akan maju ketika yakin rencananya 90% itu berhasil dan tidak mendapatkan penolakan. Hal tersebut cukup mengerikan karena orang yang main aman itu sudah pasti akan melewatkan begitu banyak peluang besar atau hal terbaik yang seharusnya ia dapat.

Apa yang membentuk karakter Nice Guy ini?

Terdapat berbagai faktor yang membentuk karakter Nice Guy sindrom ini, diantaranya:

  1. Kehilangan sosok Ayah

Nice Guy terbentuk dari anak lelaki saat mereka tumbuh besar yang kehilangan sosok Ayahnya baik itu karena perceraian orangtua atau karena ketidakhadiran sosok Ayah atau karena sosok Ayah yang tidak berada di rumah karena sibuk bekerja dan menyerahkan sepenuhnya pengasuhan kepada Ibu.

Saat mendapatkan masalah khas laki-laki seperti berantem dengan teman lelaki yang lain atau hubungannya dengan lawan jenis anak lelaki yang seharusnya mendapatkan advice versi laki-laki dari ayahnya malah mendapatkan solusi khas wanita dari ibunya untuk menghadapi persoalan yang dihadapi.

2. Ayah Overcritic

Selain itu Nice Guy juga bisa terjadi saat anak lelaki memiliki Ayah yang over kritik yang menuntut secara terus-menerus dan berekspektasi sangat tinggi kepada anak lelakinya. Ketidakberdayaan anak lelaki kecil yang ditinggal dan kerap mendapatkan penolakan itu menimbulkan perasaan yang buruk sehingga memunculkan trauma yang menjadikannya seorang Nice Guy.

Salah satu ciri khas dari Nice Guy adalah ia selalu ingin tampil berbeda dari laki-laki lain atau Ia juga ingin berbeda dari ayahnya jika didalam pikirannya Ayahnya adalah sosok yang berengsek akibat kesan yang diberikan oleh sang ibu kepada anak mengenai ayahnya mungkin karena perceraian.

Bagaimana cara untuk mengatasi persoalan Nice Guy sindrom?

  1. Laki-laki harus memiliki kesadaran diri dan mencintai dirinya apa adanya
  2. Laki-laki harus mengambil tanggung jawab untuk kebutuhannya sendiri
  3. Laki-laki harus memiliki integritas melakukan apa yang ia mau bukan yang diminta oleh orang lain

Saran yang bisa saya share kepada teman-teman diantaranya:

Untuk temen-temen yang memiliki anak laki-laki jangan biarkan anak laki-lakinya kehilangan sosok Ayahnya. Kita sebagai calon Ayah juga pasti lebih tahu dan memiliki saran terbaik baginya saat harus menghadapi masalah laki-laki dibandingkan ibunya.

Kemudian untuk anak laki-laki yang bersekolah, sebaiknya mencarikan guru laki-laki ketimbang guru perempuan. Masalah ini juga merupakan salah satu isu yang diangkat di dalam buku. Bagaimana sistem pendidikan kita itu ternyata kekurangan guru laki-laki dan terlalu banyak guru perempuan, padahal kita membutuhkan guru laki-laki terutama jika anak kita adalah laki-laki.

Penutup

Pertama, setiap orang memiliki masa lalu dan hanya orang-orang bijak yang bisa belajar dari masa lalunya, menerima seluruhnya sebagai bagian dari hidupnya dan memperbaiki hal-hal yang tidak baik demi masa depannya.

Kedua, setiap orang tidak lah sempurna dan tidak mungkin sempurna. Setiap orang memiliki masalah, setiap orang memiliki kekurangan tapi hanya orang beruntung yang bisa belajar dari kekurangan dan masalah yang mereka miliki melakukan introspeksi dan memperbaiki dirinya terus-menerus dan bukan menolaknya. Semoga bermanfaat.

--

--