“Bagaimana caranya meningkatkan Critical Thinking Skill”

Akhmad Fahim
5 min readJun 17, 2020

--

Photo by Valentin Salja on Unsplash

Apa itu Critical Thinking?

“Hari ini ngerjain tugas mana dulu ya?”

“Nikah diumur berapa ya?”

“Bisnis apa ya yang cocok sekarang ini?”

Di dalam kehidupan sehari-hari pasti kita dihadapkan pada suatu permasalahan, atau pilihan yang mengharuskan kita mengambil keputusan. Permasalahan tersebut ada yang mudah, ada yang susah, ada yang tidak terlalu berpengaruh ke diri kita, dan ada yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita di masa depan. Sering kali kita melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan, entah karena kita terlalu cepat memutuskan (tanpa pertimbangan yang matang), ataupun kita terpengaruh opini-opini lain yang tanpa kita sadari ikut ambil alih dalam keputusan.

Lalu bagaimana cara kita menghadapinya supaya kita tidak salah mengambil keputusan? Diibutuhkan suatu skill untuk mengidentifikasi dan menganalisa suatu permasalahan sehingga keputusan yang diambil dalam hidup kita itu tepat, kemampuan tersebut adalah berfikir kritis (critical thinking).

Berfikir kritis adalah suatu proses dan kemampuan untuk mengidentifikasi, mengobservasi, menganalisis, mengevaluasi berbagai informasi yang didapatkan dari observasi atau pengalaman yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Kemampuan berfikir kritis ini tidak didapatkan secara instan, melainkan didapat dari proses latihan terus menerus dalam menghadapi permasalahan. Berfikir kritis juga tidak diajarkan dalam kurikulum secara tertulis sehingga untuk mempelajari skill ini kita harus mempelajarinya sendiri melalui pengalaman yang telah telah dilewati.

Kemampuan berfikir kritis ini sangat penting dalam menentukan keputusan yang kita ambil supaya keputusan tersebut matang, berasal dari berbagai pertimbangan dan sudah benar-benar hasil pemikiran kita. Ketika kita tidak memiliki kemampuan berfikir kritis kita akan salah dalam mengambil keputusan, mudah diadu-domba, termakan oleh hoax atau bahkan kena tipu.

Apa Saja Manfaat dari Critical Thinking Skill?

Pertama, kita jadi memiliki kemerdekaan dalam berfikir. Kita jadi punya kepemilikan 100% atas keputusan yang kita ambil, bukan kata orang lalu kita ikutan tanpa alasan yang jelas. Hal ini penting karena keputusan kita akan berdampak pada kehidupan kita baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.

Contohnya : Keputusan dalam mengambil jurusan perkuliahan. Jika kita hanya ikut-ikutan teman semata, atau hanya karena jurusan tersebut favorit tanpa melihat faktor lain seperti minat dan bakat kita maka kita akan kesulitan menjalaninya. Oleh karena itu, keputusan tersebut haruslah berdasarkan berbagai pertimbangan yang matang dari diri kita sendiri.

Kedua, kita jadi lebih percaya diri dalam beropini karena kita sudah menganalisisnya berdasarkan data dan berbagai sudut pandang serta lebih objektif, bukan karena asumsi pribadi.

Ketiga, dengan berfikir kritis, kita jadi lebih open minded. Terkadang pemikiran kita tidak selamanya benar. Dengan menjadi terbuka maka kita dapat meninjau dari berbagai aspek/opini lainnya dan tidak menutup kemungkinan pemikiran yang lainnya juga benar. Dengan berfikir kritis kita jadi aware akan pemikiran dan ide-ide lain yang sama sama valid.

Keempat, kita jadi terhindar dari manipulasi media (hoax). Di era informasi digital ini, seringkali kita menjumpai berita/informasi yang belum tentu kebenarannya. Kita juga kesulitan mencari berita yang benar-benar objektif tanpa mencampur-adukkan berbagai kepentingan. Semuanya digabungkan dan menjadi bias. Nah, sebelum kita bereaksi/beropini menanggapi berita tersebut, kita perlu berfikir kritis untuk mengecek, menganalisis kebenarannya dari berbagai aspek dan sudut pandang supaya kita tidak tidak termakan hoax, dan tidak tertipu pada pengalihan issu. (Tips berfikir kritis dalam menanggapi berita/informasi ada penutup artikel ini ya).

Syarat Critical Thinking

Curiosity. Kita harus memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu. Keinginan untuk belajar lebih dalam mencari bukti, mengumpulkan berbagai informasi. Termasuk salah satunya adalah sering bertanya apabila terdapat sesuatu yang belum dipahami. Dibutuhkan rasa percaya diri dan hindari rasa takut untuk bertanya, rasa takut untuk salah dan mencoba hal baru.

Creativity. Kita juga harus memiliki kreativitas dalam berfikir dengan menciptakan ide-ide baru mengelaborasi sehingga tercipta suatu konsep atau pemikiran baru.

Kebiasaan yang sering menghambat Critical Thinking

Inherited opinion yaitu percaya terhadap sesuatu hanya karena orang lain memberi tahu itu, tanpa alasan yang logis dan jelas. Kita melakukan sesuatu karena hal tersebut sudah lumrah dan biasa dipraktekan oleh orang sekitar. Ini sering kali dijumpai di lingkungan kita. Misalnya dalam pemilihan politik. Karena kedekatan kita dengan salah satu kandidat politik maka kita langsung memilihnya tanpa pertimbangan yang jelas mengenai visi misi dan program kerja yang ditawarkan.

Bagaimana caranya untuk berfikir kritis :

1. Perbanyak membaca literatur. Dengan membaca kita dapat memperoleh pengetahuan dan informasi yang lebih komprehensif dan menyeluruh tentang sebuah issue/permasalahan.

2. Berfikir objective dan seadil mungkin terhadap suatu issue atau topik

3. Sadar atas kemungkinan adanya bias (sebisa mungkin untuk mengurangi bias-bias tersebut)

4. Cermati apa Implikasi dan efek dari keputusan/opini tersebut.

Analisa kembali implikasi apa dari pengambilan keputusan tersebut. Apa positif dan negatifnya terhadap kehidupan kita di masa depan

5. Explore berbagai argumen lain yang berkaitan dengan issue tersebut. Dengan mengidentifikasi ide/argumen lain kita dapat melihat berbagai sudut pandang yang mempengaruhi issue tersebut.

Notes : Setiap orang tidak selalu sepanjang waktu memiliki kemampuan berfikir kritis. Hal ini dikarenakan kondisi emosi yang fluktuatif sering kali membuat kita menjadi tidak rasional misalnya ketika kita lagi sedih, marah, atau kecewa. Namun langkah pertama yang harus kita lakukan adalah kita harus sadar bahwa kondisi tersebut bisa terjadi dan kita harus memberikan sinyal ke otak kita ketika kita dalam kondisi tersebut. Intinya adalah perlu latihan terus menerus setiap hari untuk berfikir kritis.

Tips melatih Critical Thinking Skill dalam menanggapi informasi/berita

Berikut adalah cara untuk melatih kemampuan berfikir kritis dalam menanggapi suatu informasi :

1. Who by? Siapa yang menuliskan informasi/ berita tersebut? Setiap orang memiliki sudut pandangnya masing-masing. Politikus kah, peneliti, atau media pemerintah? Dengan menyadari sudut pandang, latar belakang seseorang dapat membantu kita dalam menafsirkan dan memahami lebih dalam mengenai informasi apa yang mereka sampaikan.

2. Why? Mengapa hal tersebut dituliskan dan menjadi issue yang penting? Penulis biasanya menuliskan informasi dengan tujuan tertentu. Kita harus mengetahui motivasi yang mendasari penulis. Darisana kita dapat melihat informasi tersebut bernilai atau tidak. Selain itu juga kita dapat mengidentifikasi apakah ada unsur kepentingan dalam informasi/berita tersebut. Misalnya pihak advertising menulis mengenai artikel ter­­entu, kita bisa menganalisis bahwa tujuan penulis itu adalah untuk memperkenalkan produk perusahaannya namun disisipkan informasi/fakta tertentu. Atau misalkan seorang politikus atau media tertentu menuliskan informasi/berita, kita terlebih dahulu mengecek apakah tujuannya ia tuliskan hanya untuk mengalihkan issu, ataukah membangun citra atau bisa jadi untuk menjatuhkan citra orang lain. Kita harus lebih teliti memilih informasi berupa fakta atau hanya sekedar opini yang bersifat subjektif.

3. What ? Apa bukti dari informasi terseb­ut? Dalam menerima informasi melalui media televisi, koran, maupun buku, kita harus mengetahui berdasarkan data apa informasi tersebut. Kita juga harus objective dan jangan mempercayai suatu informasi hanya berdasarkan personalnya. Misalnya ada informasi mengenai cara mengecek seseorang terinfeksi Covid 19 yang disebarkan oleh selebgram, karena kita ngfans kita langsung saja percaya informasi tersebut tanpa didasari data dan bukti ilmiah

4. Who For? Siapa target audience nya ? Informasi tersebut ditujukan untuk siapa ? kalangan pengusaha/industry ? untuk mahasiswa kah ? Anak-anak SMA ? atau masyarakat luas?

5. Where? Lokasi geografis terkadang menjadi faktor yang penting. Permasalahan kesehatan misalnya, akan berbeda antara negara maju dan negara berkembang. Permasalahan agama, kultur budaya dan karakter masyarakat sangat bervariasi dari suatu negara ke negara lain.

--

--